NEW YORK, Kematian Osama bin Laden dalam sebuah serangan militer membuat duka bagi kalangan Al Qaeda, namun tidak bagi Barat. Dalam hal ini, Mahasiswa Amerika menyambut gembira kabar kematian pemimpin jaringan teroris Osama bin Laden. Salah satu yang bersukacita atas kabar ini adalah Paige Lavender, mahasiswi di Universitas West Virginia.
Pada Senin pagi atau Minggu malam waktu setempat, Lavender ditelepon kekasihnya, bahwa Presiden AS Barack Obama akan memberikan pidato luar biasa. Saat Obama secara resmi mengumumkan kematian teroris paling dicari di dunia pukul 11.35 malam waktu setempat, Lavender terkesima.
“Ketika Obama mulai berbicara, dengan konfirmasi dan setiap orang memvalidasi berita, itu tampak lebih nyata dan dingin. Aku ingat masa muda saat terjadinya peristiwa 9/11. Kematian (Bin Laden) hanyalah kesempatan monumental,” jelas Lavender, yang duduk di kelas 1 SMP saat terjadinya peristiwa 9 September 2001.
Untuk generasi yang tumbuh selama perang melawan teror (War on Terror) yang dijalankan AS, kematian bin Laden merupakan momen untuk perayaan, refleksi serta kekacauan kelas kuliah. Menurut Lavender, mahasiswa di Universitas West Virginia turun ke jalan, membakar sampah dan sofa.
Sementara di Penn State University, para mahasiswa meneriakkan yale “U-S-A! U-S-A!” dan menyanyikan “God Bless America” serta “Bangga Menjadi Orang Amerika”. Mereka membakar catatan untuk Ujian Akhir Semester (UAS), menaburi kertas toilet di pepohonan, memainkan kembang api, dan kerumunan ini berlarian dengan bendera Amerika.
Ini dilakukan para mahasiswa setelah mendengar pidato Obama. Kerumunan bertambah banyak dalam waktu cepat. Mahasiswa di Penn State mengaku pernah melihat kerusuhan besar, namun mereka tidak pernah melihat hal seperti ini sebelumnya.
“Ini adalah gila. Tapi saya pikir perayaan ini untuk alasan yang tepat. Kebanyakan orang akan menilai Anda bukan orang Amerika jika saat ini tidak sangat bahagia. Ini akan menjadi perayaan hari Kemerdekaan (yang jatuh pada 4 Juli) hingga 4Juli,” ujar mahasiswa tingkat satu Penn State University, Grant Bower.
Sementara itu, di Universitas St Lawrence di New York, Presiden Mahasiswa Robby Glass mengaku sedang berada di perpustakaan ketika berita kematian bin Laden menyebar. “Anda bisa mendengar perpustakaan, yang biasanya menjadi tempat yang sunyi, meletus,” katanya kepada Huffington Post, Senin (2/5/2011).
Kata Glass, berita kematian bin Laden menyebar melalui media jejaring sosial. Saat peristiwa 9 September, Glass masih kelas 5 SD. Dia tidak memahami peristiwa itu. Namun Glass, yang kini berusia 19 tahun merasa perang melawan teror (War on Terrror) telah menjadi bagian lebih dari setengah masa hidupnya.
”Aku tidak percaya bahwa itu sudah 10 tahun berlalu. Perang masih jauh dari selesai, tapi ini jelas kemenangan besar,” pungkas Glass. [mam/oke]
Kematian+osama|Osama tewas